Assalamu'alaikum wr.wb.
Udah lama banget rasanya nggak megang blog ini, alhamdulillah masih aktif. Hehehe.
Okay, kali ini saya akan berbagi informasi tentang salah seorang matematikawan yang tak kalah hebat dari Al-Khwarizmi. Awalnya sih bukan beliau yang ingin ku tulis, tapi Labna dari Cordoba, tapi lagi informasi tentang dia itu cukup terbatas, jadi nggak jadi deh, hehehe (kebanyakan alasan). Okay balik ke topik,
Ghiyatsuddin Abulfatah 'Umar bin Ibrahim Khayyami Nisyaburi, terkenal dengan nama Umar Khayyam, yang berarti 'tent maker' (bahasa Persia). Ia lahir di Nishapur, 18 Mei 1048 dan meninggal pada 4 Desember 1131 di Nishapur, Persia (sekarang Iran). Pada usianya yang tergolong muda, Khayyam memperoleh pendidikan tentang filsafat dan matematika, yang pada akhirnya Ia mencapai ketenaran karena kedua hal tersebut.
Kalian tahu kan tentang postulat kelima yang dikemukakan oleh Euclid? Pernahkah kalian mendengar atau membaca bahwa postulat tersebut sempat menimbulkan polemik diantara beberapa ilmuan. Mereka menganggap bahwa yang dikemukakan oleh Euclid pada postulat kelima tersebut hanyalah teorema tentang kesejajaran. Hal ini diperdebatkan karena Euclid sendiri tidak pernah menyebutnya sebagai postulat kesejajaran. Para ilmuan yang menganggap itu hanyalah sebuah teorema berusaha membuktikan kebenarannya. Orang yang pertama kali memformulasikan postulat non-Euclid sebagai alternatif terhadap postulat kesejajaran adalah Khayyam.
Pada abad pertengahan, ia pernah menuliskan sebuah buku dengan judul Maqlat fi al-Jabr al-Muqabila yang dianggap sangat penting pada masa tersebut. Pada akhirnya karya ini diterjemahkan ke dalam bahasa Perancis oleh F.Woepcke yang membuat Khayyam terkenal di bangsa Eropa. Selain itu, pada usia 25 tahun ia menuliskan buku tentang aljabar. Ia juga dapat mencari solusi dari persamaan kubik, dan membuat formula yang lebih umum untuk penarikan akar suatu angka. Bahkan sebelum Pascal muncul dengan Segitiga Pascal-nya, Khayyam telah menemukan konsep tentang pencarian koefisien binomial. Hal ini membuat salah seorang ilmuan, Cassim Igram memujinya dan mengatakan bahwa ia lebih hebat dari Euclids dan Al-Kwarizmi. Hebatnya lagi, Khayyam telah menghitung lamanya hari dalam setahun, yaitu 365.24219858156 hari. Pada perhitungan di abad ke 19, setahun lamanya 365.242196 hari dan sekarang 365.242190 hari. Pendekatan yang sangat akurat.
Okay, itu tadi sekilas banget info tentang Umar Khayyam/ Omar Khayyam yang menurutku prestasinya di bidang matematika pada saat itu hebat banget. Sampe - sampe dia dibilang lebih hebat dari Al-Khawrizmi dan Euclid, padahal tau sendiri kan yak penemuannya Euclid itu dah bikin wow banget, hehehe. Dia sempet berkelana ke beberapa tempat lho, dan di sana dia dipercaya sama petinggi - petinggi di daerah itu, yup karena ilmunya. Terkadang kita merasa hal - hal yang telah ada itu terlihat sempurna, tapi setelah kita lebih teliti lagi dan kita runtut perlahan, kadang kita menemukan ketidak sempurnaan itu dan timbullah rasa untuk ingin memperbaikinya sehingga menjadikan kita sebagi seseorang yang haus ilmu.
Gitu aja deh ya, ini beberapa sumber yang ku gunain buat nulis informasi ini. Semoga bermanfaat bagi semuanya. Aamiin.
Wassalamu'alaikum.wr.wb
Sumber:
https://jmpunsoed.files.wordpress.com/2015/07/7-agung2.pdf diakses pada 14 Juli 2017, pukul 10.00
http://www.encyclopedia.com/people/literature-and-arts/asian-literature-biographies/omar-khayyam diakses pada 14 Juli 2017, pukul 10.05
https://indonesiana.tempo.co/read/40312/2015/04/25/Khayyam-dan-Sepenggal-Sumbangan-Matematikanya diakses pada 14 Juli 2017, pukul 10.05
http://www-groups.dcs.st-and.ac.uk/history/Biographies/Khayyam.html diakses pada 14 Juli 2017, pukul 10.08